Fakta.id

7 Komponen Pembelajaran Kurikulum Merdeka + Penjelasannya

Mendy - 16-08-2023 06:15
7 Komponen Pembelajaran Kurikulum Merdeka + Penjelasannya
7 Komponen Pembelajaran Kurikulum Merdeka + Penjelasannya

Komponen pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah konstruktivisme, inquiry, bertanya, learning community, modelling, refleksi, dan authentic assessment.

Contents [ Buka ]

Komponen pembelajaran adalah unsur atau cara-cara yang digunakan untuk mencapai keberhasilan proses belajar-mengajar dalam satuan pendidikan. Komponen ini bisa berbeda-beda dalam setiap sekolah.

Mengingat tiap satuan pendidikan memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengajar peserta didik. Meskipun begitu, komponen ini tidak boleh diterapkan dengan asal-asalan. Terdapat target dan tujuan tertentu yang harus dicapai oleh satuan pendidikan.

Dengan begitu, peserta didik akan mendapatkan hasil yang sama meskipun ada perbedaan dalam penerapan tersebut. Pun komponen ini juga bisa berbeda-beda tergantung pada kurikulum yang diajarkan.

Komponen Pembelajaran Secara Umum

Secara umum, komponen pembelajaran terdiri dari lima poin. Setiap poinnya merupakan komponen yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target dalam mendidik siswa. Oleh karena itu, beberapa komponen di bawah ini juga masih digunakan dalam proses belajar-mengajar.

1. Tujuan

Salah satu yang harus ada dalam pembelajaran adalah tujuan dari kegiatan belajar-mengajar itu sendiri. Dengan begitu, peserta didik bisa mempersiapkan berbagai strategi dan metode agar pembelajarannya bisa mencapai tujuan yang ditargetkan.

Pun dengan adanya tujuan pembelajaran ini, proses belajar-mengajar bisa berfokus dan tetap berada di jalannya. Dalam arti, terdapat batasan-batasan atau rel yang diacu selama pembelajaran berlangsung, sehingga tidak akan melebar ke mana-mana.

2. Materi

Selain itu, komponen kedua adalah adanya materi pembelajaran yang bisa menjadi pengetahuan bagi para siswa. Meskipun sebagian besar mempercayakannya pada buku ajar, tetapi sumber materi untuk pengajaran tidak hanya bisa didapat dari buku itu saja.

Melainkan, tenaga pendidik juga bisa memberikan materi melalui ceramah dengan gaya bahasa yang lebih sederhana dan menyenangkan, alih-alih monoton dengan menatap buku saja. Melalui hal itu, antusiasme peserta didik bisa meningkat sedikit demi sedikit.

3. Strategi dan Metode

Apabila materi pembelajaran telah ditentukan, sekarang saatnya menentukan strategi dan metode apa yang akan digunakan. Hal ini bisa dimulai dengan memahami terlebih dahulu konsep mengenai strategi dan metode itu sendiri. Dari situ, kemudian bisa diciptakan berbagai cara pembelajaran.

4. Media

Ketika satuan pendidikan telah memahami bagaimana strategi dan metode yang akan digunakan, barulah mereka bisa menentukan media apa saja yang sekiranya bisa menjadi alat pembelajaran di lingkungan sekolah. Apakah itu teknologi, benda, suasana belajar, hingga tontonan-tontonan.

5. Evaluasi

Tiap komponen yang sudah dirancang, sebaiknya dilakukan uji coba untuk mengukur keberhasilan. Setelah itu, diadakan evaluasi penilaian terhadap uji coba tersebut. Melalui hal itu, pihak sekolah bisa menilai apakah dalam komponen tersebut ada yang perlu dihilangkan atau ditambahkan.

Pun mereka juga bisa menentukan apakah komponen yang sudah dibuat layak diteruskan atau tidak. Sebab komponen tersebut berpengaruh dan memiliki peran yang cukup signifikan untuk keberhasilan peserta didik dalam menimba ilmu pengetahuan di satuan pendidikan.

7 Komponen Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Apabila mengacu pada kurikulum yang digunakan saat ini, berarti mengacu pada Kurikulum Merdeka yang terdiri dari tujuh komponen, yakni konstruktivisme, inquiry atau menemukan, bertanya, pembelajaran komunitas, modelling, refleksi, dan authentic assessment.

Disamping itu, kurikulum ini memusatkan pendekatan pada peserta didik. Meskipun selama proses belajar-mengajar, guru juga memainkan perannya di dalam kelas. Peran guru dalam kurikulum ini sebagai perantara yang bisa membantu murid untuk mencapai pengetahuan baru.

1. Konstruktivisme

Komponen konstruktivisme dapat membantu peserta didik untuk mengetahui susunan dan alur dalam menggapai pengetahuan. Oleh karena itu, dalam komponen ini semua pengetahuan yang dimiliki siswa berperan penting dalam membantu selama proses belajar.

Melalui adanya komponen ini, diharapkan siswa mampu menyusun konsep sendiri berkaitan dengan apa yang mereka hadapi. Kemudian hasil yang didapat bisa didiskusikan atau dipraktikkan melalui sebuah kelompok belajar. Dengan begitu, banyak interaksi yang akan terbangun.

2. Inquiry

Inquiry atau menemukan merupakan sebuah metode yang bisa diaplikasikan selama proses belajar-mengajar. Metode ini bisa diaplikasikan dengan teknik tanya jawab, melibatkan siswa selama di dalam kelas, membentuk interaksi kooperatif melalui kerja sama, memberikan kinerja yang terbaik.

Selain itu, dalam metode ini siswa diajarkan untuk bisa memanfaatkan beragam sumber daya yang ada. Dengan begitu, kemampuan berpikir kritisnya sedang terlatih dan membentuk kemampuan berpikir yang lebih tajam lagi.

3. Bertanya

Komponen bertanya juga termasuk dalam metode pengajaran dasar untuk membuat siswa berani berbicara dan mengajukan pertanyaan. Meskipun begitu, untuk membuat siswa mengajukan pertanyaan, tidak bisa hanya dengan kalimat ‘apakah ada pertanyaan’.

Namun tenaga pendidik juga harus mampu menunjukkan keistimewaan dan keseruan dalam bidang yang sedang dipelajari. Melalui hal itu, rasa penasaran tiap peserta didik bisa tumbuh dan keinginan menggali terhadap ilmu pengetahuan menjadi besar.

4. Learning Community

Tidak jauh berbeda dengan bertanya, learning community juga termasuk dalam salah satu metode yang bisa diaplikasikan dalam pembelajaran. Metode ini hampir mirip dengan metode belajar secara kelompok.

Namun dalam prosesnya, learning community tidak membutuhkan banyak orang untuk mengerjakan suatu hal. Melainkan, tiap individu didorong untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka, bertukar pikiran, hingga berkolaborasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

5. Modeling

Komponen pembelajaran lainnya adalah modelling, mengacu pada pemodelan atau terdapat contoh yang bisa ditiru peserta didik. Ini merupakan metode belajar yang diaplikasikan dengan memberi contoh terlebih dahulu kepada siswa, kemudian beri mereka ruang untuk coba mempraktikkan.

Dalam hal ini, sesuatu yang bisa dijadikan sebagai model bukan hanya guru. Namun peserta didik bisa mencontoh siapapun sesuai dengan topik yang akan mereka bawakan. Seperti halnya publik figur terkenal yang mampu memberikan teladan kepada mereka.

6. Refleksi

Selanjutnya, terdapat komponen refleksi dalam pembelajaran. Apabila siswa tidak mampu berinteraksi dalam sesi tanya jawab di kelas, tenaga pendidik bisa memberi mereka ruang untuk berinteraksi dalam sesi refleksi ini.

Perlu diketahui bahwa sesi refleksi ini merupakan kesan atau gambaran personal siswa selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar dalam kelas Anda. Kegiatan ini bisa diaplikasikan melalui pernyataan langsung secara lisan, presentasi, kesan-pesan-saran, dan lain-lain.

Dengan begitu, siswa tidak perlu memahami seputar materi yang Anda ajarkan. Namun siswa hanya perlu memberikan kesan terkait pengajaran yang Anda bawakan. Dengan begitu, interaksi lebih terkesan ringan karena membicarakan hal-hal di luar pelajaran yang tidak semua siswa menguasai.

7. Authentic Assessment

Apabila proses belajar-mengajar telah dilakukan, kini saatnya memberikan penilaian terhadap capaian siswa selama di sekolah. Baik itu dari segi kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Setiap kegiatan, memiliki acuan penilaian yang berbeda-beda.

Bahkan perbedaan penilaian ini juga terdapat di setiap jenjang sekolah. Oleh karena itu, penilaian tidak boleh disamakan. Mengingat ada beberapa kriteria yang harus dilewati, sehingga peserta didik layak dinyatakan lulus maupun tidak lulus.

Komponen pembelajaran biasanya perlu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dalam satuan pendidikan terkait. Sebab setiap kurikulum memiliki capaian pembelajaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komponennya perlu disesuaikan.

Apabila keduanya tidak sesuai, baik tenaga pendidik maupun murid akan sulit mencapai hasil belajar yang baik. Pun pembelajaran tersebut juga bisa disesuaikan dengan karakteristik setiap murid. Mengingat hal tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai hasil belajar tertentu.

Editor: Jinan Vania Barizky