Fakta.id

Rafael Alun Trisambodo akhirnya Blak-blakan Ungkap Asal Harta Kekayaannya

Atta Fakta - 31-03-2023 02:49
Rafael Alun Trisambodo akhirnya Blak-blakan Ungkap Asal Harta Kekayaannya
Rafael Alun Trisambodo akhirnya Blak-blakan Ungkap Asal Harta Kekayaannya

Setelah ditanyai wartawan, Rafael akhirnya menjelaskan tentang asal-usul harta kekayaannya.

Contents [ Buka ]

KPK telah menetapkan eks pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo sebagai tersangka penerima gratifikasi. Rafael diketahui menerima penetapan tersangka atas dirinya dan kemudian menceritakan seluruh asal-usul kekayaannya. Kira-kira sobat fakta.id penasaran tidak ya?

"Safety box bahwa itu uang dari hasil penjualan tanah saya di tahun 2010, ada empat tanah yang saya jual," ujar Rafael singkat.

Rafael melanjutkan kalau rumah yang ada di Taman Kebon Jeruk Blog G I Nomor 112 dengan nilai penjualan sekitar Rp10 miliar merupakan hibah dari orangtuanya. ''Ada akta hibahnya,'' ujar Rafael.

Selanjutnya, pada tahun 1997, Rafael membeli tanah dengan nilai Rp200 juta, kemudian dijual pada tahun 2010 dengan harga yang sangat berlipat ganda, yaitu Rp2,3 miliar.

"Saya juga mempunyai tanah di Jalan Pangandaran Nomor 18 di Bukit Sentul, saya jual Rp 2,4 miliar. Kemudian saya juga punya rumah di England Park Bukit Sentul, itu juga saya jual senilai Rp 600 juta. Kemudian saya punya reksadana di tahun 2009 yang saya cairkan di 2010 sebesar Rp 2,7 miliar," kata Rafael.

Rafael Alun
Rafael Alun

Uang hasil penjualan itu ditukar dengan mata uang asing. Seiring waktu berjalan, Ia menjelaskan valasnya naik karena terjadi kenaikan kurs terhadap rupiah.

"Kemudian saya simpan di safe deposit box saya. Saya tidak melaporkan dalam LHKPN saya, tetapi dalam SPPT saya laporkan penjualan-penjualan aset tersebut," ungkap Rafael.

"Informasi soal orang tua Anda biasa-biasa aja, disamarkan lewat ibu. Itu bagaimana?" ujar wartawan yang menanyainya.

"Dapat saya jelaskan bahwa ayah saya adalah seorang dokter TNI AD, menjabat terakhir sebagai Kepala Rumah Sakit Tentara. Ibu saya apoteker. Bapak dan Ibu saya adalah alumni UGM. Selain itu Bapak saya mempunyai praktik dokter yang cukup ramai pada saat itu tahun '70 an itu. Saya sering ditugaskan untuk mengetik tagihan dari pasien-pasien langganan dari beberapa pabrik. Itu bisa sampai Rp 1,5 juta untuk tahun itu," jawab Rafael.

"Jadi, untuk satu nama saya dapat Rp 1, jadi kalau saya dapat Rp 100 atau Rp 500 nama, saya dapat Rp 500. Itu yang dipakai untuk uang jajan saya," tutup Rafael.

Bagaimana menurut kalian dengan penjelasan Rafael?

Editor: Jinan Vania Barizky