Fakta.id

9 Cara Menanamkan Kejujuran pada Anak

Febriyan Cahya Yudha - 25-11-2023 10:35
9 Cara Menanamkan Kejujuran pada Anak
9 Cara Menanamkan Kejujuran pada Anak

Menanamkan karakter terpuji memang sangat cocok dilakukan di usia anak-anak, salah satunya adalah kejujuran. Ada banyak cara menanamkan kejujuran pada anak, mulai dari berlatih berbicara apa adanya hingga melalui permainan tertentu.

Contents [ Buka ]

Ketika kejujuran telah diajarkan sejak dini, maka di usia remaja hingga dewasa kemungkinan besar karakter mereka akan lebih kuat. Pasalnya, kejujuran memang sangat penting terutama ketika nanti menjalin hubungan dengan orang lain atau saat berada di lingkungan pekerjaan.

Cara Menanamkan Kejujuran pada Anak

Ada cukup banyak cara menanamkan kejujuran pada Anak. Anda bisa memilih satu atau beberapa yang paling mudah dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, perlahan-lahan karakter tersebut akan mulai terbentuk.

1. Membiasakan jujur sehari-hari

Repetisi adalah kunci dari sebuah pembelajaran, terutama untuk pembentukan karakter. Oleh karena itu, satu-satunya cara terbaik dalam menanamkan kejujuran adalah dengan melatihnya setiap hari. Di sinilah peran orang tua sangat krusial agar si buah hati selalu berlatih jujur meskipun dari hal-hal kecil.

Cobalah untuk membiasakan anak menjawab pertanyaan kecil secara jujur seperti sudah berapa permen telah dimakan hari ini, apakah sudah menggosok gigi, dan lain-lain. Jika anak sudah terbiasa dengan hal ini, maka mereka akan semakin nyaman ketika menjawab dengan jujur.

Meskipun terlihat sepele, nyatanya masih ada beberapa orang tua mengabaikannya. Bahkan, mereka secara tidak langsung mengajak anak berbuat tidak jujur seperti lepas tanggung jawab saat berbuat salah dengan dalih masih anak-anak.

2. Mengajarkan arti kejujuran

Apabila anak sudah cukup umur, yakni sekitar 5 tahun, orang tua sudah bisa memulai mengajarkan sebenarnya apa arti dari kejujuran. Sampaikan bahwa dengan bersikap jujur, mereka bisa membahagiakan orang lain dan tidak menyakitinya.

Selain itu, bersikap jujur juga bisa menambah teman. Sementara itu, sering berbohong akan berakibat sebaliknya, yakni sulit mendapatkan teman, tidak disukai orang lain, merupakan perbuatan buruk, dan lain-lain.

Tentu saja untuk menjelaskannya perlu kesabaran dari ayah dan ibu. Pasalnya, di usia yang masih dini mungkin buah hati masih belum bisa terlalu memahami hal bersifat abstrak seperti itu. Meski begitu, ketika sudah paham, maka sikap ini akan tertanam dengan kuat bahkan hingga beranjak dewasa.

3. Memberikan contoh

Orang tua adalah contoh bagi anaknya. Hal tersebut juga berlaku saat menanamkan sifat jujur. Alih-alih menyuruh atau menggerakkan buah hati berperilaku jujur, akan lebih baik jika Anda langsung memberikan berbagai contoh sikap jujur di rumah dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, tunjukkan pada anak untuk mengembalikan barang-barang yang sedang dipinjam. Misalnya Anda sedang meminjam peralatan masak dari tetangga. Setelah itu, ajak anak untuk bersama-sama mengembalikan barang tersebut.

Selain itu, sebisa mungkin kurangi perkataan bohong seperti akan membelikan mainan ketika berhenti menangis, namun kenyataannya tidak dilakukan. Kebiasaan tersebut akan menghilangkan kepercayaan anak kepada orang tua dan dapat berakibat buruk ketika menginjak usia remaja atau dewasa.

4. Membacakan cerita

Anak-anak sangat menyukai cerita karena daya imajinasi mereka masih sangat baik. Itulah sebabnya banyak sekali dongeng atau cerita selalu diselipkan pesan moral di dalamnya. Tujuannya adalah supaya si kecil bisa belajar dari dongeng tersebut dan diterapkan di dunia nyata.

Cara ini cukup efektif dan sangat direkomendasikan untuk dilakukan para orang tua. Bacakan satu atau dua dongeng tentang kejujuran sebelum tidur. Selain mengajarkan jujur pada si buah hati, aktivitas ini juga membantu mereka untuk lebih mudah terlelap.

Di era teknologi seperti sekarang, menemukan cerita sudah sangat mudah dilakukan. Anda tidak perlu membeli buku bacaan di toko buku karena semua bisa diakses melalui ponsel saja. Meski begitu, sebaiknya gunakan media non-elektronik seperti buku atau lisan dibandingkan gadget karena bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan mata.

5. Mengemas dalam permainan

Selain cerita, usia kanak-kanak juga sangat gemar bermain. Jadi, Anda bisa menyelipkan sikap-sikap terpuji di dalam sebuah permainan kecil. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah dengan permainan pernyataan benar salah.

Berikan contoh kasus seperti ada anak yang meminjam barang orang lain namun tidak mengembalikannya. Dari kasus tersebut, minta mereka untuk menjawab apakah perbuatan tersebut benar atau salah.

Jika jawaban buah hati benar, maka berikan poin dan ketika poin terkumpul sudah cukup banyak, Anda bisa memberikan hadiah kecil seperti es krim, permen, atau uang saku. Dengan cara ini, maka mereka akan tahu apa saja perbuatan yang tidak baik dan tak terpuji dilakukan.

6. Memberikan pujian atau hadiah

Bagi orang tua, sangat penting untuk memberikan apresiasi kepada si buah hati ketika melakukan hal terpuji. Tidak perlu hadiah besar, bahkan sekadar pujian saja sudah sangat cukup untuk menaikkan mental mereka.

Tidak ada yang tahu apakah pujian kecil dari orang tua akan sangat berarti bagi kepercayaan diri si buah hati. Oleh sebab itu, jangan ragu-ragu melakukan hal tersebut. Teruslah dorong si kecil selalu bersikap baik agar mereka lama-lama terbiasa.

7. Jangan menghukum jika bersalah

Berbanding terbalik dengan sebelumnya, tidak jarang juga si kecil juga akan melakukan kesalahan seperti menumpahkan air, menjatuhkan gelas, mengotori dinding, dan lain-lain. Dalam kondisi tersebut, jangan pernah langsung memarahi atau bahkan memberikan hukuman.

Jika hal tersebut dibiasakan, anak akan menjadi kerap berbohong karena takut mendapatkan hukuman. Sebaliknya, bicarakan semuanya dengan baik dan tanamkan pada mereka bahwa perbuatan tersebut salah. Sampaikan juga bahwa ketika melakukan kesalahan harus mengakui dan segera meminta maaf agar tidak mendapat hukuman.

Setelah terlatih berkata jujur, mungkin masih ada beberapa kali kejadian mereka akan melakukan kesalahan sama berulang-ulang. Di saat inilah orang tua bisa mulai memberikan pelajaran untuk berhati-hati dalam berbuat sesuatu.

8. Menjaga lingkungan pergaulan

Tips ini sangat penting terutama ketika anak sudah mulai bergaul dengan teman-teman lain seperti di lingkungan sekolah. Setiap orang tentu memiliki latar belakang berbeda-beda. Mungkin ada beberapa yang mendapatkan didikan kurang baik oleh orang tua.

Jika terlalu sering bergaul dengan orang tersebut, maka ada kemungkinan anak akan terpengaruh perilaku tidak terpuji. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan pendampingan dan menjaga lingkungan pergaulan mereka.

Saat masih kanak-kanak, mereka masih belum bisa membedakan teman baik atau buruk. Semua masih bisa saling mempengaruhi satu sama lain. Jangan sampai hanya karena kurang pengawasan, didikan tindakan terpuji selama ini akan rusak begitu saja.

9. Biasakan mengembalikan barang orang lain

Penerapan perilaku jujur terakhir adalah membiasakan mereka untuk mengembalikan barang yang dipinjam. Saat bergaul dengan orang lain, mungkin ia akan meminjam beberapa barang seperti pensil, buku, mainan, atau sebagainya. Ajarkan bahwa barang tersebut bukan miliknya sehingga harus dikembalikan.

Beberapa cara menanamkan kejujuran pada anak di atas sebenarnya sangat mudah dilakukan. Hanya saja, untuk mendapatkan hasil memang perlu ketelatenan dan kedisiplinan. Meski begitu, ketika sudah tertanam maka hal tersebut akan membentuk karakter kuat saat dewasa nanti.

Dari situlah sangat penting untuk terus melakukan pendampingan terutama pendidikan karakter saat usia dini. Pasalnya, di usia tersebut termasuk waktu rawan karena si kecil akan mencontoh apa saja yang mereka lihat di kehidupan sehari-hari.

Editor: Jinan Vania Barizky